100 Pemuda Ikuti Pelatihan Wirausaha untuk Tekan Angka Kemiskinan Ekstrem
Table of Contents
Pelatihan bertema “Wirausaha Muda Mandiri Indonesia Tangguh: Pengentasan Kemiskinan melalui Pengembangan Kewirausahaan Pemuda Berbasis Sumber Daya Lokal” ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan berwirausaha sesuai potensi daerah, mulai dari pengembangan ide usaha, manajemen bisnis, hingga peluang pembiayaan.
Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, hadir membuka kegiatan dan menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Lombok Timur sebagai salah satu dari delapan daerah di Indonesia yang mendapat kesempatan menjalankan program unggulan Kemenpora tersebut.
“Program ini sangat sejalan dengan arah pembangunan daerah. Lombok Timur menargetkan lahirnya 20.000 wirausaha baru sebagai strategi menekan angka kemiskinan ekstrem,” tegasnya.
Edwin menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar program ini tidak berhenti pada pelatihan saja, namun memberi dampak nyata bagi pemuda. Ia juga membuka peluang agar pelatihan ini menjadi proyek percontohan yang dapat direplikasi melalui program pelatihan daerah seperti yang selama ini berjalan di Loka Latihan Kerja Selong.
Di hadapan peserta, Wabup memberi dorongan moral agar para pemuda bangga mengikuti pelatihan ini dan tidak berkecil hati dengan status ekonomi yang disandang.
Dari pihak Kemenpora RI, Deputi Bidang Pelayanan Kepemudaan, Yohan, menegaskan bahwa program ini adalah langkah nyata pemerintah dalam upaya mengentaskan kemiskinan ekstrem dengan pendekatan berbasis pemberdayaan.
“Pelatihan ini bukan hanya memberikan materi, tetapi membuka cara berpikir agar pemuda mampu menciptakan peluang kerja dan menjadi pelaku usaha yang mandiri,” ujarnya.
Peserta pelatihan mendapat materi dari berbagai narasumber, termasuk Manager Mikro Bank BRI Cabang Selong yang memaparkan akses permodalan, wirausaha muda lokal yang berbagi pengalaman, serta Founder Rumah SDM Indonesia yang memberikan strategi pengembangan diri.
Melalui program ini, pemuda tidak hanya dipandang sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai agen perubahan yang mampu menciptakan peluang usaha baru di wilayahnya.
Berdasarkan data pemerintah daerah, terdapat lebih dari 15.000 kepala keluarga di Lombok Timur yang masuk dalam kategori miskin ekstrem. Secara nasional, pemerintah menargetkan angka kemiskinan ekstrem turun hingga tersisa 0,5 persen pada tahun 2026.(win)
