Lombok Timur Jadi Lokasi Percontohan Nasional Program Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
RNN.com - Lombok Timur — Kabupaten Lombok Timur (Lotim) kembali menjadi sorotan nasional setelah terpilih sebagai lokasi percontohan (pilot project) program pengentasan kemiskinan ekstrem oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Penunjukan tersebut ditandai dengan kunjungan langsung tim Bappenas bersama delegasi Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) Internasional ke Dusun Segalang-galang, Desa Puncak Jeringo, Kecamatan Suela, pada Selasa (21/10/2025).
Kehadiran rombongan diterima oleh Wakil Bupati Lombok Timur, H. Moh. Edwin Hadiwijaya, yang menyambut baik kepercayaan pemerintah pusat tersebut. Ia menegaskan bahwa Pemkab Lombok Timur terus memusatkan upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah-wilayah transmigrasi yang dianggap paling rentan, seperti Puncak Jeringo, Suela, Perigi, Mekarsari, dan Selaparang.
Menurut Wabup Edwin, keberhasilan program tidak hanya ditentukan oleh banyaknya bantuan yang disalurkan, tetapi juga oleh ketepatan data penerima manfaat. “Perencanaan yang didasarkan pada data akurat adalah kunci utama. Lombok Timur memiliki populasi terbesar di NTB, jadi kalau ingin NTB sejahtera, maka pembangunan harus dimulai dari sini,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wabup Edwin juga mendorong para penerima manfaat, khususnya kaum ibu, untuk terbuka dalam berbagi pengalaman kepada tim Bappenas dan BRAC. “Tim datang untuk belajar dari pengalaman masyarakat kita. Ceritakan apa adanya, agar bisa menjadi pembelajaran bagi daerah lain,” pesannya.
Program yang sedang dijalankan ini merupakan bagian dari kolaborasi antara pemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat. Islamic Relief menjadi salah satu pelaksana awal program pendampingan intensif di Lombok Timur, yang kini diadopsi BRAC dalam proyek bertajuk Desa Berdaya. Model ini menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan komunitas dan pendampingan jangka panjang.
Perwakilan BRAC, PD Antono, menjelaskan bahwa pendekatan yang diterapkan berbasis graduation model selama tiga tahun, mencakup lima aspek utama: ketahanan pangan, kemandirian ekonomi produktif, inklusi keuangan, pemberdayaan sosial, dan perlindungan lingkungan. Bantuan tidak hanya berupa modal usaha, tetapi juga mencakup bimbingan teknis, manajemen keuangan, serta penguatan kapasitas individu.
Dalam kunjungan tersebut, tim Bappenas dan BRAC berdialog langsung dengan warga penerima manfaat serta meninjau sejumlah usaha kecil, termasuk perdagangan dan peternakan sapi serta kambing. Mereka juga menilai langsung efektivitas pendampingan di lapangan dan tantangan yang dihadapi, terutama dalam memastikan ketepatan sasaran bantuan.
Kabupaten Lombok Timur dipilih sebagai wilayah percontohan karena dinilai berhasil menurunkan angka kemiskinan melalui sinergi lintas sektor antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat. Wabup Edwin berharap, kesuksesan proyek ini dapat menjadi model nasional untuk mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem di seluruh Indonesia.
“Harapan kami, keberhasilan di Lombok Timur bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain. Kita ingin memastikan tidak ada lagi keluarga yang tertinggal dalam pembangunan,” pungkasnya.(win)