Pangdam IX/Udayana Tinjau Panen Raya di Terara, Dukung Ketahanan Pangan Lombok Timur

Table of Contents

RNN.com
Lombok Timur, NTB – Desa Terara di Kabupaten Lombok Timur menjadi saksi kolaborasi besar antara TNI dan masyarakat dalam memperkuat sektor pertanian. Dalam suasana panen raya yang digelar Kamis (01/05/2025), Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Piek Budyakto hadir langsung meninjau dan ikut serta dalam proses panen sebagai bentuk nyata dukungan terhadap ketahanan pangan nasional.

Didampingi Bupati Lombok Timur, Drs. H. Haerul Warisin, M.Si., serta Danrem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Sjasul Arif, Pangdam menyapa para petani dan bergabung dalam panen simbolis di lahan milik Kelompok Tani Sukadamai 2 dan Kautan Undur 2. Proses panen menggunakan alat pertanian modern seperti Combine Harvester Mexi Bimo 102 dan Gatra GC 858, memperlihatkan bagaimana mekanisasi mulai diterapkan dalam pertanian lokal.

Panen tersebut menghasilkan gabah kering panen (GKP) sekitar 9,5 ton, yang langsung dibeli oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram. Langkah ini merupakan bagian dari program Serap Gabah (Sergab), yang bertujuan menstabilkan harga dan menjaga pendapatan petani di tengah fluktuasi pasar.

Mayjen Piek Budyakto dalam pidatonya menegaskan pentingnya TNI hadir tidak hanya sebagai penjaga keamanan, tetapi juga sebagai mitra aktif dalam pembangunan ekonomi rakyat. Ia menyoroti kesiapan Kodam IX/Udayana untuk membantu pemerintah daerah dalam penyediaan alat mesin pertanian (alsintan) dan pupuk, terutama untuk komoditas unggulan seperti tembakau.

“Dengan Indonesia yang kini mampu memproduksi amonium nitrat sendiri, peluang untuk memperkuat sektor pertanian semakin terbuka lebar. Kami siap menjadi penyambung lidah petani ke pusat, khususnya ke Kementerian Pertahanan,” ungkapnya.

Pangdam juga menekankan pentingnya sinergi antara instansi seperti TNI, Polri, dan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas pangan dan keamanan sosial. Ia mengusulkan pembangunan gudang darurat untuk menyimpan gabah petani sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi krisis pangan.

Sementara itu, Bupati Haerul Warisin menyampaikan bahwa Lombok Timur masih menghadapi tantangan besar di bidang pertanian. Keterbatasan lahan garapan yang rata-rata hanya 0,1 hektare per keluarga serta minimnya fasilitas pascapanen menjadi kendala utama. Meski demikian, berkat ribuan embung dan kerja sama dengan pelaku usaha, produktivitas pertanian terus menunjukkan tren positif.

Ia juga menekankan perlunya perluasan subsidi, terutama untuk pupuk tembakau, agar petani memiliki akses lebih luas dalam meningkatkan kualitas hasil panen.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kemajuan sektor pertanian tidak bisa dilakukan sendiri. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor yang kuat, mulai dari petani, pemerintah daerah, hingga unsur TNI dan lembaga negara lainnya. Panen raya di Terara tidak hanya memanen padi, tetapi juga harapan dan komitmen untuk masa depan pangan Indonesia yang lebih tangguh.(win)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM-20250218-194449-0000
GJI