Lebih dari 1 Juta Buruh Siap Hadiri Peringatan May Day 2025 di Seluruh Indonesia, Presiden Prabowo Subianto Dijadwalkan Hadir di Lapangan Monas

Daftar Isi


RNN.com - 
Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) 2025 akan menjadi momen bersejarah bagi dunia buruh Indonesia, dengan diperkirakan lebih dari 1 juta buruh akan turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutannya. Salah satu acara puncak perayaan ini akan berlangsung di Lapangan Monas, Jakarta, di mana Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dijadwalkan hadir langsung untuk menyampaikan sambutan di hadapan sekitar 200 ribu buruh. Ini menjadi sejarah baru, karena Prabowo Subianto akan menjadi presiden kedua yang hadir dalam perayaan May Day setelah Presiden Soekarno, yang pertama kali hadir pada tahun 1960-an di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Menurut Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga menjabat sebagai Presiden Partai Buruh, kehadiran Presiden Prabowo di perayaan May Day ini diharapkan dapat memberikan semangat dan dukungan nyata bagi perjuangan buruh. Said Iqbal mengungkapkan bahwa serikat buruh memahami adanya perubahan lokasi perayaan dari Stadion Utama GBK ke Lapangan Monas, yang disebabkan oleh persiapan pertandingan Pra Piala Dunia antara Indonesia dan Tiongkok. Meskipun demikian, buruh tetap mendukung tim nasional dan bertekad menjaga kondisi rumput stadion agar pertandingan berjalan lancar.

Perayaan May Day yang Meriah di Seluruh Indonesia

Diperkirakan, sekitar 1,2 juta buruh dari seluruh Indonesia akan menghadiri berbagai kegiatan peringatan May Day pada tahun ini. Tidak hanya di Jakarta, perayaan ini juga akan dilaksanakan di lebih dari 30 provinsi di seluruh Tanah Air. Berbagai bentuk aksi akan digelar, mulai dari unjuk rasa hingga panggung orasi, sebagai wadah bagi buruh untuk menyuarakan tuntutannya. Bagi buruh, May Day bukan hanya sekadar hari libur, melainkan sebuah momentum untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan memperbaiki kondisi kerja yang lebih layak.

Enam Tuntutan Utama Buruh di May Day 2025

Salah satu poin penting dalam peringatan May Day tahun ini adalah enam tuntutan utama yang diajukan oleh buruh, yang antara lain mencakup:

  1. Hapuskan Outsourcing – Buruh menuntut agar sistem outsourcing yang dianggap merugikan pekerja dihapuskan, demi perlindungan hak-hak pekerja yang lebih baik.

  2. Bentuk Satgas PHK – Buruh menginginkan adanya Tim Satuan Tugas (Satgas) yang berfungsi untuk menangani pemutusan hubungan kerja (PHK) secara adil dan mengurangi jumlah PHK sepihak.

  3. Wujudkan Upah Layak – Para buruh menuntut upah yang lebih layak untuk menjamin kesejahteraan hidup mereka, serta menjaga daya beli pekerja.

  4. Lindungi Buruh dengan Mengesahkan RUU Ketenagakerjaan Baru – Buruh berharap pemerintah dapat mengesahkan RUU Ketenagakerjaan yang lebih berpihak kepada buruh, bukan malah menghidupkan kembali semangat Omnibus Law yang dianggap merugikan pekerja.

  5. Lindungi Pekerja Rumah Tangga – Buruh menuntut agar RUU Pekerja Rumah Tangga (PPRT) segera disahkan, guna memberikan perlindungan yang lebih baik bagi pekerja rumah tangga yang selama ini rentan terhadap eksploitasi.

  6. Berantas Korupsi – Sahkan RUU Perampasan Aset – Buruh juga mendesak agar RUU Perampasan Aset segera disahkan sebagai langkah tegas dalam pemberantasan korupsi, di mana para koruptor tidak hanya dipenjara tetapi juga harus kehilangan aset-aset yang diperoleh secara ilegal.

Harapan Buruh: Kado dari Presiden Prabowo

Said Iqbal berharap bahwa May Day 2025 akan menjadi hadiah spesial bagi buruh, dengan harapan Presiden Prabowo dapat memenuhi salah satu tuntutan utama yaitu menghapuskan sistem outsourcing yang selama ini merugikan pekerja. “Kami berharap Presiden Prabowo memberi kado untuk buruh dengan menghapuskan outsourcing, seperti yang beliau janjikan sebelumnya,” tegas Said Iqbal.

Said Iqbal juga menyampaikan apresiasi atas langkah Presiden Prabowo yang telah menaikkan upah minimum sebesar 6,5 persen pada tahun ini, yang menurutnya merupakan langkah awal yang baik. Ke depan, buruh berharap agar formulasi kenaikan upah bisa lebih adil dan berkelanjutan, sehingga tidak hanya meningkatkan upah nominal, tetapi juga daya beli buruh.

Tantangan dan Perjuangan di Masa Depan

Terkait dengan RUU Ketenagakerjaan baru, KSPI menegaskan bahwa RUU ini harus mengacu pada ketentuan hukum yang lebih berpihak kepada buruh, bukan kembali kepada semangat Omnibus Law yang telah dinyatakan inkonstitusional oleh Mahkamah Konstitusi. Buruh juga menuntut agar RUU PPRT segera disahkan, yang telah masuk dalam Prolegnas 2025, dan memberikan perlindungan maksimal bagi pekerja rumah tangga.

Menurut Said Iqbal, pembahasan RUU Perampasan Aset juga sangat penting dalam konteks pemberantasan korupsi. Buruh menginginkan adanya mekanisme pembuktian terbalik dalam hukum agar koruptor tidak hanya dipenjara, tetapi juga kehilangan harta yang diperoleh secara ilegal.

Kesimpulan: Harapan Buruh untuk Perubahan Konkret

May Day 2025 bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebuah momen penting bagi buruh Indonesia untuk memperjuangkan hak-haknya. Kehadiran Presiden Prabowo di Lapangan Monas diharapkan menjadi simbol dukungan pemerintah terhadap perjuangan buruh, sekaligus menjadi awal perubahan yang konkret dalam perbaikan kesejahteraan dan perlindungan terhadap pekerja di Indonesia. Buruh berharap agar pemerintah mendengarkan aspirasi mereka dan mengambil langkah nyata untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh pekerja di Tanah Air.(red)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM-20250218-194449-0000