Ketua SPN Dan KSPI NTB Pimpin Seruan Keadilan Buruh di May Day 2025

Daftar Isi

RNN.com
Mataram — Ribuan buruh di Nusa Tenggara Barat (NTB) turun ke jalan pada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 Pada Hari Kamis 1 Mei 2025 dengan membawa sederet tuntutan kepada pemerintah dan pelaku usaha. Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah Serikat Pekerja Nasional (DPD SPN) NTB sekaligus Ketua Perda KSPI NTB, Lalu Wira Sakti.

Dalam pernyataan sikap resminya, Lalu Wira Sakti menegaskan bahwa May Day bukan sekadar perayaan, tetapi momentum perjuangan kaum pekerja untuk mendapatkan keadilan, kepastian kerja, dan perlindungan hukum yang layak.

Enam Tuntutan Utama Buruh NTB

Buruh NTB menyuarakan enam tuntutan utama yang dianggap krusial dalam menjamin kesejahteraan dan kelangsungan hidup pekerja. Di antaranya:

  1. Menghapus sistem outsourcing, yang dinilai telah merampas kepastian kerja dan hak-hak dasar buruh.

  2. Membentuk Satuan Tugas (Satgas) PHK, untuk mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak yang merugikan pekerja.

  3. Menetapkan upah layak, sesuai dengan kebutuhan hidup layak bagi buruh dan keluarganya.

  4. Mengesahkan RUU Ketenagakerjaan yang baru, sebagai bentuk komitmen negara dalam memberikan perlindungan menyeluruh bagi pekerja formal dan informal.

  5. Mendorong pengesahan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), guna mengakhiri praktik diskriminasi terhadap pekerja domestik.

  6. Mendukung pengesahan RUU Perampasan Aset, sebagai langkah konkrit dalam pemberantasan korupsi yang menyengsarakan rakyat.

Soroti Nasib Buruh Digital

Selain isu nasional, para buruh NTB juga menyoroti ketidakadilan yang dialami para pekerja digital, khususnya driver ojek dan taksi daring seperti GrabBike dan GrabCar di wilayah Mataram dan sekitarnya. Menurut Lalu Wira Sakti, para driver ini sering kali hanya dianggap sebagai mitra tanpa kepastian hukum, padahal mereka bekerja penuh waktu dan menjadi penggerak ekonomi digital lokal.

“Mereka bukan sekadar mitra, mereka adalah pekerja yang menopang roda perekonomian modern. Namun hingga kini, tidak ada perlindungan hukum yang layak, tidak ada kepastian tarif, bahkan tidak ada jaminan kerja. Ini bentuk ketidakadilan yang harus segera diatasi,” tegasnya.

Seruan untuk Pemerintah dan Pengusaha

Dalam orasinya, Lalu Wira Sakti menegaskan bahwa pekerja bukanlah komoditas murah, melainkan aset berharga bangsa. Ia mendesak pemerintah dan para pengusaha agar membuka mata terhadap realitas di lapangan.

“Dalam setiap tetes keringat pekerja, ada martabat yang harus dihormati. Pemerintah dan pengusaha harus berani mengambil sikap—berikan perlindungan, keadilan, dan perlakuan manusiawi,” ujarnya lantang.

Penutup dengan Semangat Persatuan

Aksi ditutup dengan pekikan semangat dari massa buruh:
“Hidup Buruh! Hidup Pekerja Online! Hidup Rakyat!”

Dengan semangat Salam Satu Aspal, para buruh NTB menyatakan tekadnya untuk terus memperjuangkan hak-hak pekerja dari berbagai sektor, termasuk yang kerap terpinggirkan seperti pekerja rumah tangga dan pengemudi transportasi daring.

“SPN… Satu hati, satu tekad, satu tujuan. Yes…Wee!!” seru Lalu Wira Sakti menutup pernyataannya di hadapan ratusan buruh yang hadir.(red)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM-20250218-194449-0000