NTB Butuh Perubahan: Ekonomi Merosot, Skandal Korupsi Mencuat

Daftar Isi


RNN.com
Mataram, NTB – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah menghadapi tekanan berat akibat perlambatan ekonomi yang dibarengi dengan meningkatnya kasus korupsi. Inflasi yang tinggi, daya beli masyarakat yang terus merosot, serta angka kemiskinan yang belum menunjukkan perbaikan, semakin memperparah kondisi daerah ini.

Di tengah perjuangan masyarakat untuk bertahan hidup, berbagai kasus dugaan korupsi justru semakin mengemuka. Beberapa di antaranya adalah dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK), skandal pengadaan masker, serta indikasi penyimpangan lainnya dalam pengelolaan anggaran. Kasus-kasus ini mencerminkan masih lemahnya tata kelola pemerintahan dan minimnya pengawasan terhadap penggunaan dana publik.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Serikat Pekerja Nasional (DPD SPN) NTB, Lalu Wira Sakti, menegaskan bahwa kondisi ini telah menciptakan krisis kepercayaan di masyarakat. "Para pemangku kebijakan yang seharusnya membela rakyat justru terseret dalam dugaan penyalahgunaan anggaran. Jika korupsi terus dibiarkan, maka krisis ini hanya akan semakin dalam, dan rakyatlah yang menjadi korban," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya perubahan nyata dalam tata kelola pemerintahan, dengan menempatkan transparansi, akuntabilitas, dan keberpihakan pada ekonomi rakyat sebagai prioritas utama. "NTB butuh langkah konkret untuk keluar dari keterpurukan. Tanpa itu, harapan masyarakat untuk kesejahteraan hanya akan menjadi angan belaka," tambahnya.

Masyarakat kini menantikan langkah tegas dari pihak berwenang untuk menindaklanjuti berbagai kasus korupsi yang mencuat, sekaligus mendorong kebijakan yang dapat mengangkat perekonomian daerah dari keterpurukan.

(red)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM-20250218-194449-0000