Tragedi Sungai Segati: Komnas PA Pelalawan Soroti Keselamatan Transportasi Pekerja

Daftar Isi

RNN.com
Pelalawan, Minggu, 23 Februari 2025 – Tragedi mengenaskan yang merenggut nyawa tiga anak kecil dalam kecelakaan di Sungai Segati, Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, kembali menjadi sorotan. Kejadian ini melibatkan sebuah truk Colt Diesel yang mengangkut pekerja menuju kebun akasia milik PT Nusa Warna Raya (NWR) pada Sabtu (22/2/2025).

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Kabupaten Pelalawan mempertanyakan standar keselamatan kendaraan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengangkut pekerjanya. Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Reformasi Hukum Komnas PA Pelalawan, Chandra Yoga Adiyanto, SH, MH, menilai bahwa penggunaan kendaraan bak terbuka untuk transportasi pekerja tidak memenuhi standar keselamatan.

“Setahu saya, kendaraan bak terbuka tidak boleh digunakan untuk mengangkut karyawan. Ini menunjukkan bahwa PT NWR tidak memperhatikan keselamatan pekerjanya,” ujar Chandra saat ditemui di kantor Komnas PA Pelalawan, Ahad (23/2/2025).

Lebih miris lagi, korban dalam insiden ini bukan hanya pekerja dewasa, tetapi juga anak-anak yang ikut dalam perjalanan tersebut. Tiga anak balita dinyatakan meninggal dunia, sementara 12 orang lainnya masih hilang, termasuk enam anak kecil.

Investigasi Keberadaan Anak di Lokasi Kejadian

Komnas PA Pelalawan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kehadiran anak-anak dalam perjalanan menuju kebun akasia.

“Kami ingin mengetahui apakah anak-anak tersebut hanya ikut orang tua mereka atau justru terlibat dalam pekerjaan pembibitan akasia,” kata Chandra.

Selain itu, ia mengapresiasi langkah cepat DPRD Pelalawan yang telah menjadwalkan pemanggilan pihak perusahaan serta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk mengusut kejadian ini.

“Kami sangat mendukung langkah DPRD yang ingin memanggil PT NWR dan Disnaker. Ini penting agar tragedi ini tidak terulang lagi,” lanjutnya.

Desakan Transparansi dan Penyelidikan Mendalam

Chandra juga mendesak pihak kepolisian untuk melakukan investigasi secara transparan terkait insiden ini.

“Kami berharap kepolisian dapat mengusut kasus ini secara menyeluruh, termasuk memastikan apakah ada pelanggaran ketenagakerjaan atau aturan keselamatan kerja yang dilanggar,” tegasnya.

Pernyataan pihak perusahaan yang menyebut bahwa truk tersebut milik kontraktor, menurut Chandra, perlu diuji kebenarannya.

“Jika benar kendaraan itu milik kontraktor, bagaimana bisa kendaraan yang tidak sesuai standar diperbolehkan mengangkut pekerja? Ini harus diungkap secara terang-benderang,” tambahnya.

Selain itu, pernyataan pihak humas perusahaan yang menyebut bahwa para pekerja tidak sedang bertugas dan hanya dalam perjalanan ke pasar juga patut dipertanyakan.

“Polda Riau telah menyatakan bahwa truk tersebut memang hendak menuju kebun penanaman akasia, bukan ke pasar. Jika ada pernyataan yang bertentangan dengan fakta di lapangan, maka itu harus ditelusuri lebih lanjut,” beber Chandra.

Ia berharap PT NWR dapat bersikap terbuka dan memberikan informasi yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.

“Ini bukan hanya soal kecelakaan, tetapi tragedi kemanusiaan yang melibatkan anak-anak. Kami mendesak PT NWR untuk transparan dan tidak menutupi fakta yang ada,” pungkasnya.

(red)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM-20250218-194449-0000