Orang Tua Pasien Kecewa Atas Pelayanan Medis Rumah Sakit Permata Hati Lombok Timur
RNN.com - Seorang bayi bernama Omar Barak Sagiri (1,8 tahun) diduga mengalami penelantaran oleh pihak Rumah Sakit (RS) Permata Hati, Lombok Timur, setelah upaya pemasangan infus yang dilakukan sebanyak sepuluh kali tidak membuahkan hasil.
Anak dari Nisfi (22), warga Desa Pesanggrahan, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur, itu dirawat di RS Permata Hati sejak Sabtu (08/02/2025) akibat demam tinggi, batuk, muntah, dan diare. Namun, selama dua hari berada di ruang perawatan, bayi tersebut tidak mendapatkan tindakan medis lanjutan setelah infus gagal terpasang.
Menurut keterangan Nisfi, setibanya di Instalasi Gawat Darurat (IGD), perawat berusaha memasangkan infus pada anaknya. Sayangnya, meski telah menggunakan alat bantu untuk melihat pembuluh darah, jarum infus tetap tidak dapat masuk.
"Infus sempat terpasang sekali, tapi setelah diberi obat, malah tersumbat, lalu dicabut karena terjadi pembengkakan," ungkap Nisfi.
Setelah sepuluh kali percobaan gagal, perawat beralasan bahwa kondisi dehidrasi anak membuat pemasangan infus sulit dilakukan. Mereka kemudian berencana berkonsultasi dengan dokter bedah untuk melakukan prosedur vena section, yakni pemasangan infus melalui pembuluh darah yang lebih dalam.
Pihak keluarga sempat mempertimbangkan untuk membawa Omar ke rumah sakit lain, namun perawat meyakinkan mereka agar tetap di RS Permata Hati dan menunggu prosedur vena section dilakukan.
Namun, setelah infus berhasil terpasang melalui prosedur tersebut, perawat kembali memasukkan suntikan, yang menyebabkan bayi kesakitan hingga tubuhnya gemetar.
"Saya meminta agar infusnya dilepas karena paha anak saya terlihat bengkak. Tapi perawat tidak berani membuka tanpa persetujuan dokter, dan saat dokter dihubungi, tidak ada respons," tutur Nisfi.
Kondisi ini berlangsung hingga pagi hari, sebelum akhirnya dokter spesialis anak merekomendasikan agar Omar dirujuk ke RSUD dr. Soedjono Selong untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Anak saya dibiarkan meringis kesakitan sepanjang malam tanpa ada tindakan," imbuhnya.
Menanggapi dugaan penelantaran pasien, Direktur RS Permata Hati, dr. Arief Rahman, MARS, MH, CCD, CMC, CDCAP, FISQua, menjelaskan bahwa bayi Omar datang ke IGD dalam kondisi lemah akibat dehidrasi berat yang disebabkan diare berkepanjangan.
"Saat dilakukan anamnesis, diketahui bahwa pasien mengalami kehilangan cairan karena tidak mau makan dan minum. Orang tuanya baru membawanya ke rumah sakit setelah tiga hari sakit, sehingga kondisi anak sudah menurun sejak sebelum tiba di sini," jelasnya.
Menurutnya, bayi tersebut sebelumnya sempat diperiksa di klinik, namun kondisinya tidak membaik. Saat tiba di RS Permata Hati, pasien dalam keadaan mengantuk karena kekurangan cairan dan nutrisi.
Karena pemasangan infus di lengan tidak memungkinkan, akhirnya bayi dirujuk ke RSUD dr. Soedjono Selong yang memiliki dokter spesialis untuk pemasangan infus melalui pembuluh darah di leher.
"RSUD Soedjono Selong memiliki tenaga medis yang bisa melakukan pemasangan infus melalui leher jika pembuluh darah di lengan sulit ditemukan," pungkasnya.
(win)