Ketua DPC Serikat Pekerja Nasional (SPN) Lombok Timur Akan Dampingi Kepala Wilayah Beserta Masyarakat Dan Nelayan Tolak Keberadaan Perusahaan PT Autore

Daftar Isi


RNN.com
- Masyarakat Desa Sekaroh, yang terletak di Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, kini menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian akibat kegiatan budidaya mutiara yang dilakukan oleh PT Autore di perairan mereka. Aktivitas perusahaan ini berlangsung tanpa izin yang sah, mengganggu kehidupan nelayan setempat, merusak sumber daya laut, dan mengancam kelestarian ekosistem.

Salah satu nelayan, Sahlan, mengungkapkan kekecewaannya terhadap dampak yang dirasakan. Laut yang dulu menjadi sumber penghidupan kini berubah drastis, dengan jaring mereka sering tersangkut pada beton-beton yang ditanam oleh PT Autore di dasar laut. Sebelumnya, nelayan dapat memperoleh hasil melimpah, namun kini mereka kesulitan dan pendapatan mereka menurun drastis, Rabu (09/01/2025).

Warga setempat sudah melakukan berbagai protes dan demonstrasi terhadap PT Autore, namun perusahaan tersebut tetap melanjutkan kegiatan budidaya mutiara tanpa memperhatikan keluhan warga. Meski laporan telah disampaikan kepada pihak berwenang, tindakan yang diharapkan masih belum tampak. Keberadaan beton yang ditanam di dasar laut semakin menyulitkan nelayan untuk menjalankan kegiatan mereka.

Meskipun PT Autore telah menerima tiga surat peringatan dari pemerintah, mereka tetap melanjutkan operasional tanpa mematuhi peraturan yang ada. Salah satunya, pada 19 Oktober 2021, Dinas Kelautan dan Perikanan NTB mengeluarkan surat peringatan resmi terkait pelanggaran izin, namun PT Autore tidak menghentikan aktivitasnya.

Sarwin,SH, Ketua DPC SPN Lombok Timur, menegaskan bahwa PT Autore telah melanggar izin yang diberikan, karena mereka hanya diizinkan beroperasi di Blok A, B, dan C, namun aktivitas mereka telah meluas ke Blok D. Dalam hampir sepuluh tahun operasionalnya, perusahaan ini telah meraih keuntungan besar, namun masyarakat setempat yang bergantung pada laut justru dirugikan.

Selain itu, kerusakan yang terjadi akibat kegiatan PT Autore tidak hanya merugikan nelayan, tetapi juga mengancam ekosistem laut yang menjadi daya tarik wisata. Teluk Temeak, yang terkenal dengan keindahan terumbu karang dan pantai berpasir merah muda, kini mengalami kerusakan yang parah. Jika kegiatan ini terus berlanjut, pariwisata di Lombok akan sangat terpengaruh.

Masyarakat yang merasa tidak dipedulikan oleh pihak berwenang berharap agar pemerintah segera mengambil langkah tegas untuk mengatasi masalah ini. Walaupun laporan telah diajukan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, Muslim, hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi. Kepolisian, melalui Kasi Humas Polres Lombok Timur, Iptu Nikolas Oesman, berjanji untuk memproses laporan tersebut, namun belum ada tindakan konkret yang diambil.

Sarwin juga menyoroti ketidakadilan sosial yang muncul akibat perusahaan yang lebih memilih pekerja dari luar daerah daripada memberdayakan masyarakat setempat. Nelayan dan warga yang sebelumnya menggantungkan hidup pada laut kini harus berjuang lebih keras, namun tidak diberikan kesempatan untuk bekerja di perusahaan yang beroperasi di sekitar mereka.

Lebih lanjut, Sarwin mengkritik PT Autore yang tidak mematuhi peraturan keselamatan kerja dan penggunaan alat pelindung diri bagi pekerjanya. Ia meminta agar instansi terkait segera melakukan investigasi untuk memastikan bahwa hak-hak pekerja dan masyarakat dilindungi.

Kurangnya tindakan dari pihak berwenang semakin memperburuk ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Desa Sekaroh, yang semakin terpinggirkan oleh aktivitas ilegal yang terus berlangsung.

(win)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM-20250218-194449-0000