Tragedi di Gunung Rinjani: Pencarian Pendaki Hilang Terkendala Cuaca Ekstrem, Tim SAR Terus Berjuang

Daftar Isi


RNN.com, Lombok Timur - Pencarian terhadap Kaifat Rafi Mubarok, seorang pendaki asal Jakarta yang terjatuh di Pelawangan Gunung Rinjani, masih terus berlanjut. Meski cuaca buruk, hujan deras, dan angin kencang kerap menghalangi upaya, Tim SAR Mataram bersama Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), kepolisian, dan berbagai pihak lainnya tak putus asa dalam pencarian.

Kepala Balai TNGR, Yarman, mengungkapkan bahwa tim penyelamat saat ini tengah berfokus pada lokasi terjatuhnya korban di Pelawangan, area yang dikenal sangat ekstrem dan berbahaya bagi para pendaki. Kondisi medan yang curam serta cuaca yang tidak menentu membuat pencarian memerlukan kehati-hatian tinggi.

“Kami akan kembali melakukan pencarian dengan drone hari ini. Jika tidak ditemukan, kami akan turun untuk mencari korban secara manual dengan tetap mempertimbangkan keselamatan tim,” ujarnya, Rabu (2/10/2024).

Hingga kini, Kaifat Rafi Mubarok belum juga ditemukan, meski pencarian telah dilakukan dari udara menggunakan drone. Jika pencarian dari udara tidak membuahkan hasil, tim berencana turun langsung ke medan pencarian secara vertikal, menantang jurang-jurang terjal Rinjani untuk mencari tanda-tanda keberadaan Kaifat.

Insiden ini terjadi pada Minggu, 29 September 2024, saat Kaifat bersama rekannya, Muhammad Afifah Reza, tergelincir saat mendaki di jalur menuju puncak Gunung Rinjani. Beruntung, Reza berhasil menyelamatkan diri setelah berpegangan pada batang pohon dan segera dievakuasi ke shelter darurat di Pelawangan Sembalun. Namun, nasib Kaifat tidak seberuntung itu. Ketika berusaha berpegangan pada batu, pegangan itu lepas dan tubuhnya jatuh ke dalam jurang yang dalam.

Pihak TNGR mengimbau kepada seluruh pendaki agar selalu mempersiapkan diri dengan matang sebelum mendaki Gunung Rinjani, terutama pada musim dengan cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini. "Pendaki harus mempersiapkan fisik, mental, dan mengenali medan agar bisa menghadapi tantangan ekstrem di Rinjani," pesan Yarman.

Insiden ini menjadi peringatan keras bagi para pendaki lain yang berencana menaklukkan salah satu gunung tertinggi di Indonesia ini. Dengan medan yang sulit dan cuaca yang kerap berubah drastis, pendakian Rinjani bukan sekadar petualangan, tetapi sebuah ujian akan ketangguhan dan kewaspadaan.

Hingga saat ini, tim SAR terus bekerja tanpa mengenal lelah untuk menemukan Kaifat, sementara keluarga dan teman-temannya tak henti-henti berdoa agar ia dapat ditemukan dalam kondisi selamat. Tragedi ini pun menjadi sorotan banyak pihak, menimbulkan kekhawatiran bagi komunitas pendaki di seluruh Nusantara.


(Win)