Dikbud Lotim Usul Fokuskan Anggaran Pendidikan, Berharap APBD 2025 Bisa Prioritaskan Sekolah
Daftar Isi
Saat ini, kondisi ruang kelas di tingkat SMP dan SD banyak yang telah mengalami kerusakan. Hal ini disebabkan baik oleh faktor usia bangunan maupun dampak gempa yang belum seluruhnya tertangani.
H. Izzuddin, Kepala Dinas Dikbud Lombok Timur, menyatakan bahwa bangunan yang mengalami kerusakan masih memerlukan perhatian serius dari pemerintah untuk segera diperbaiki. Bangunan yang masih memerlukan perbaikan, utamanya adalah ruang kelas di beberapa SD Inpres.
“Beberapa sekolah yang membutuhkan renovasi di antaranya Satap 5 di Kecamatan Jerowaru, SMPN 6 Pringgasela, SMP Pringgabaya, SMP 2 Wanasaba, serta sejumlah bangunan sekolah lainnya,” ujarnya kepada awak media baru-baru ini.
Ia menambahkan, terbatasnya anggaran menjadi tantangan utama dalam menyelesaikan renovasi sekolah-sekolah tersebut. Bahkan pada tahun 2024 ini, belum semua sekolah yang membutuhkan renovasi bisa ditangani sepenuhnya.
Hambatan ini, menurutnya, muncul karena anggaran pendidikan untuk pembangunan fisik sekolah harus berbagi dengan program lain, seperti Bantuan Sosial (Bansos) untuk pesantren dan yayasan, serta kewajiban membayar Hutang Jatuh Tempo (Hujat).
"APBD 2025 kemungkinan dapat dialokasikan untuk merenovasi bangunan sekolah, di samping menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK)," tambahnya.
Izzuddin juga menyoroti besarnya alokasi anggaran yang diarahkan pada bansos dan lembaga kemasyarakatan lainnya, yang dinilainya berkontribusi pada peningkatan beban hutang Pemda Lombok Timur. Ia pun mengusulkan agar anggaran untuk bantuan sosial sementara ditahan jika prioritasnya adalah meningkatkan kualitas pendidikan.
"Saat ini, Pemda Lombok Timur memprioritaskan untuk menyelesaikan pembayaran hutang yang tertunda agar beban finansial ini tidak diwariskan kepada pemerintahan mendatang," ujar Izzuddin.
Izzuddin juga menambahkan bahwa dalam upaya memperbaiki ruang kelas, Dikbud Lombok Timur telah menjalin kemitraan dengan sebuah lembaga pendidikan nirlaba dari Australia untuk peningkatan fasilitas sekolah.
Salah satu organisasi sosial, Heavy Head, turut andil dengan membangun ruang kelas baru yang diperuntukkan bagi sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa beberapa waktu lalu.
“Beberapa sekolah yang mendapat bantuan perbaikan di antaranya adalah SD Padak Guar sebanyak enam ruang, serta dua titik lain di Kecamatan Pringgabaya yang masing-masing mendapat dua ruang kelas, dan beberapa sekolah lainnya,” jelas Izzuddin.
Menurut Izzuddin, bangunan fisik sekolah ini akan menggunakan teknik perakitan, bukan material konvensional seperti campuran semen. Seluruh pembangunan, mulai dari desain, konstruksi hingga material, akan dikelola langsung oleh Heavy Head.
“Dikbud Lombok Timur hanya menerima manfaat dari hasil bangunan tersebut,” ujar Izzuddin.