Mayat Pria Ditemukan Membusuk di Rumahnya di Desa Suralaga, Diduga Meninggal Lebih dari Tiga Hari
RNN.com - Telah ditemukan sesosok mayat pria di dalam rumahnya yang telah mengeluarkan bau busuk di Dusun Gubuk Puntik, Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga. Diduga korban telah meninggal lebih dari tiga hari. Senin (30/09/2024).
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Kapolsek Suralaga Polres Lombok Timur, penemuan jenazah MU (58) berawal ketika Musyairi mencium bau tidak sedap yang awalnya diduga berasal dari bangkai tikus. Saksi kemudian mencoba mencari sumber bau tersebut dan mendapati bahwa bau semakin menyengat dari arah rumah korban. Saksi pun segera mendekati rumah korban.
Seorang saksi menemukan mayat pria dalam kondisi membusuk di dalam sebuah rumah di Dusun Gubuk Puntik, Desa Suralaga, Kecamatan Suralaga. Penemuan mayat tersebut terjadi pada Senin (30/9/2024), dan diperkirakan korban telah meninggal lebih dari tiga hari.
Awal mula kejadian bermula ketika saksi, Musyairi, mencium bau tidak sedap yang dikiranya berasal dari bangkai tikus. Setelah mencoba melacak asal bau, ia mendapati aroma menyengat berasal dari rumah korban. Saksi kemudian mendekati rumah dan melihat jendela kamar yang sedikit terbuka. Ia lalu mengangkat jendela tersebut dan mengintip ke dalam, menemukan korban sudah terbaring tak bernyawa dengan posisi terlentang.
Musyairi segera menghubungi tetangga serta memberi tahu keluarga korban mengenai apa yang dilihatnya. Bersama keluarga korban, termasuk ayah korban, saksi mendatangi rumah dan memutuskan untuk mendobrak pintu yang terkunci demi memeriksa kondisi korban.
Setelah berhasil memasuki rumah, keluarga serta warga sekitar memastikan bahwa korban sudah meninggal dunia. Berdasarkan saran Ps. Kanit Reskrim Seketoe Suralaga, mereka diminta tidak mengubah posisi tubuh korban hingga Tim INAFIS Polres Lombok Timur tiba untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Setelah proses olah TKP selesai dilakukan oleh Tim INAFIS, keluarga segera mengurus jenazah korban untuk dilakukan pemakaman secepatnya, mengingat kondisi tubuh yang sudah membusuk.
Keluarga korban telah menerima kematian korban sebagai takdir yang tidak bisa dihindari. Mereka juga menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban dan menyatakan tidak akan melakukan penuntutan terkait peristiwa kematian tersebut. Setelah petugas menyelesaikan olah tempat kejadian perkara (TKP), jenazah korban langsung dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Suralaga pada hari Senin, 30 September 2024, sekitar pukul 11.00 WITA.
Kapolsek Suralaga, Ipda Bambang Supriyanto, membenarkan kejadian ini dan menjelaskan bahwa keluarga korban telah membuat Berita Acara Penolakan Otopsi.
Menurut keterangan dari pihak keluarga, korban selama ini tinggal sendirian di rumahnya. Istri korban saat ini berada di Arab Saudi sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW), sementara ketiga anaknya tinggal terpisah; dua di pondok pesantren, dan anak bungsunya tinggal bersama neneknya. Keluarga juga menyampaikan bahwa kesehatan korban umumnya baik, meski korban mengalami obesitas dan tidak memiliki riwayat konflik dengan keluarga atau orang lain.
Adik korban, Marjan, menambahkan bahwa terakhir kali ia bertemu korban pada hari Kamis, 27 September 2024, sekitar pukul 20.00 WITA ketika korban datang ke rumahnya untuk makan, seperti yang diungkapkan oleh Ipda Bambang.
Selanjutnya, menurut keterangan adik korban yang lain, Ahmad Karyadi, pada hari Jumat, 28 September 2024, sekitar pukul 12.00 WITA, seperti biasanya, ia menjemput korban untuk pergi melaksanakan salat Jumat. Ketika ia mengetuk pintu rumah korban, tidak ada jawaban, dan melihat pintu dalam keadaan terkunci, Ahmad berasumsi bahwa korban sudah berangkat ke masjid. Ia pun meninggalkan rumah korban untuk melaksanakan salat Jumat.
"Berdasarkan kondisi jenazah, diperkirakan korban telah meninggal sekitar tiga hari atau lebih," ujar Ipda Bambang menutup penjelasannya.
(win)