Kondisi Memprihatinkan SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya: Janji Perbaikan Belum Terwujud
RNN.com - Kondisi memprihatinkan terlihat di SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Sekolah-sekolah ini masih kekurangan atap yang layak, sehingga siswa SMPN Satap terpaksa berbagi ruang kelas dengan siswa sekolah dasar.
Sejak gempa besar yang melanda Lombok Timur pada tahun 2018, kondisi sekolah-sekolah tersebut belum mengalami perbaikan signifikan. Puluhan sekolah mengalami kerusakan berat akibat gempa, namun hingga kini banyak yang belum mendapatkan penanganan yang memadai.
Munadi, Ketua Komite SDN 6 Batuyang dan SMPN Satap 2 Pringgabaya, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Timur.
Ia menyoroti janji yang belum dipenuhi terkait perbaikan sekolah yang dijanjikan akan dilakukan pada awal tahun 2024. Sementara beberapa sekolah lain hampir selesai diperbaiki, sekolah mereka masih terbengkalai.
“Kepala Dinas Pendidikan sebelumnya berjanji akan memperbaiki sekolah ini. Kami diberitahu bahwa sekolah kami sudah terdaftar dalam sistem Krisna dan akan diperbaiki awal tahun ini, namun hingga kini tidak ada hasil,” ungkap Munadi, Jumat, 16 Agustus 2024.
Munadi juga menjelaskan bahwa rencana perbaikan ini sudah disampaikan sejak gempa terjadi, namun sekolah-sekolah di daerah terpencil seperti mereka sering kali diabaikan.
“Karena sekolah kami berada di pelosok, mungkin itulah alasan kami tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah,” tambahnya dengan nada kecewa.
Munadi berharap pemerintah tidak hanya memberikan janji, tetapi juga menunjukkan komitmen nyata demi terciptanya lingkungan belajar yang nyaman bagi anak-anak.
“Akibat kondisi ini, kami kekurangan siswa menengah. Banyak orang tua dari dua dusun, Dusun Senang dan Batu Belek, lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka ke luar,” tutur Munadi.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Timur, Yulian Ugi Listianto, mengungkapkan bahwa pada tahun ini tidak tersedia anggaran dari APBD, DAK, maupun DAU untuk perbaikan sekolah tersebut.
Namun, pihak dinas sudah mengajukan usulan perbaikan dan melakukan visitasi untuk memverifikasi kondisi sekolah serta ketersediaan lahan.
“Saya optimis tahun 2025 kita akan mendapatkan anggaran untuk perbaikan,” jelasnya pada Senin, 19 Agustus 2024.
Ugi juga menyarankan pihak sekolah, terutama Kepala Sekolah dan Operator, untuk terus menjalin komunikasi aktif dengan Bidang SD dan SMP di dinas.
“Kami berharap pihak sekolah, baik operator maupun kepala sekolah, aktif berkomunikasi dengan Kasi Sarpras Bidang SD dan SMP,” tutupnya.
(win)