Pj Bupati Ungkap Lombok Timur Berhasil Tekan Kemiskinan Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Daftar Isi

 


RNN.com – Lombok Timur NTB - Menurut publikasi terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lombok Timur, tingkat kemiskinan di kabupaten ini menurun menjadi 14,51 persen pada tahun 2024, yang merupakan angka terendah dalam lima tahun terakhir Kamis, (24/07/2024).

 

Kepala BPS Lombok Timur, Ir. Muhadi, mengungkapkan data terbaru mengenai penurunan kemiskinan di daerah tersebut. "Tingkat kemiskinan di Lombok Timur pada Maret 2024 mencapai 14,51 persen, turun sebesar 1,12 persen dari Maret 2023 yang mencapai 15,63 persen. Ini adalah angka terendah dalam lima tahun terakhir," ucapnya.

 

Muhadi juga merinci data kemiskinan di Lombok Timur untuk beberapa tahun sebelumnya.

 

Pada tahun 2023, tingkat kemiskinan tercatat sebesar 15,63 persen, sementara pada tahun 2022 mencapai 15,14 persen. Pada tahun 2021, angka tersebut berada di 15,38 persen, dan pada tahun 2020 sebesar 15,24 persen. Selain itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga menunjukkan tren penurunan.

 

"Indeks Kedalaman Kemiskinan di Lombok Timur pada tahun 2024 menurun menjadi 2,66, turun sebesar 0,91 poin dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 3,57. Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan, menjadi 0,77, turun sebesar 0,39 poin dari tahun 2023 yang sebesar 1,16," ujar Muhadi.

 

Penjabat Bupati Lombok Timur, Drs. H.M. Juaini Taofik, M.AP, menjelaskan beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan di wilayah tersebut.

 

Salah satu faktor utama adalah stabilitas ekonomi yang didukung oleh berbagai program pemerintah daerah.

 

"Penurunan angka kemiskinan ini berhasil dicapai berkat stabilitas ekonomi Lombok Timur yang didukung oleh program pemantauan harga dan inspeksi pasar melalui program 'Silaturrahmi Untuk Lombok Timur Berkemanjuan (SULTan)', perluasan jangkauan operasi pasar murah, peningkatan produktivitas pertanian, program pangan lestari, dan BPJS Kesehatan untuk penduduk miskin," ungkap Pj Lotim H.M Juaini Taofik.

 

Juaini Taofik juga menekankan pentingnya kerjasama antar berbagai pihak dalam pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan di Lombok Timur, Program ini melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Bulog, Pegadaian, Islamic Relief Indonesia, dan pemerintah desa.

 

"Dengan adanya kolaborasi multi pihak, yang saya sebut sebagai collaborative governance, anggaran untuk pelaksanaan penanggulangan kemiskinan tidak hanya berasal dari APBD, tetapi juga dari sumber non-APBD," ujarnya.

 

Dalam upaya mengurangi daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi di Lombok Timur, alokasi anggaran dari APBD mengalami peningkatan signifikan, Pada tahun 2023, anggaran yang dialokasikan mencapai Rp.74,31 miliar dan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi Rp.173,70 miliar pada tahun 2024.

 

Selain itu, Juaini Taofik juga menyoroti program “Lotim Berkembang” yang bertujuan untuk memberantas rentenir melalui pemberian kredit tanpa bunga bagi UMKM. Hingga triwulan pertama tahun 2024, sebanyak 5.027 UMKM telah mendapatkan kredit melalui program ini.

 

“Termasuk dalam upaya ini adalah pemberantasan rentenir melalui kredit tanpa bunga atau 'Lotim Berkembang', yang menyasar UMKM melalui kerjasama dengan pegadaian. Hingga triwulan pertama tahun 2024, sebanyak 5.027 UMKM telah menerima kredit dari program Lotim Berkembang,” ungkapnya.

 

(win)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM-20250218-194449-0000