Petani Sembalun Berhasil Panen Besar Kentang Varietas Chitra: 27 Ton per Hektar

Daftar Isi

 


RNN.com – Lombok Timur NTB - Kentang, sebagai komoditas hortikultura bernilai ekonomi tinggi, berhasil dibudidayakan oleh para petani di kaki Gunung Rinjani, Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka yang tergabung dalam Gapoktan Sembalun Makmur Sejahtera 441 berhasil melakukan panen raya kentang varietas Chitra sebanyak 27 ton per hektar pada Kamis (06/06/2024).

 

“Luas lahan yang dipanen mencapai 13 hektar, dari total 70 hektar lahan yang ditanam. Kentang sangat terkait dengan musim, terutama musim hujan yang memerlukan persiapan lebih banyak. Kami mendapatkan banyak dukungan dalam hal suplai produk seperti pupuk, benih, hingga Off Taker. Secara teknis, karena kami para petani sudah terbiasa dan berpengalaman, serta didukung oleh penyuluh pertanian, Insya Allah kendala dapat diminimalkan. Kami sangat berterima kasih atas dukungan dari berbagai pihak. Ini adalah lanjutan dari program Dirjen Hortikultura berupa Pengadaan Benih Kentang Industri Lokal pada tahun 2023 dari Kementerian Pertanian, di mana bibit kentang Industri lokal G2 disuplai dan ditanam menjadi G3. Harapan kami ke depannya adalah mendapatkan dukungan berupa infrastruktur, cold storage, gudang sortir, dan grading, yang tentunya menjadi perhatian kita bersama,” ungkap Nurdin Aziz, Ketua Gapoktan Sembalun Makmur Sejahtera 441.

 

Keberhasilan ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah dan Kementerian Pertanian.

 

“Kami dari pemerintah daerah sangat bangga pada hari ini karena ada lompatan yang signifikan di bidang pertanian. Sebelumnya, kita masih bergantung pada bibit kentang impor. Sekarang, dengan bibit kentang lokal yang memiliki hasil lebih baik dan tidak kalah dengan bibit impor, tentu ini menjadi perhatian kita bersama. Hari ini terlihat sinergi dari semua pihak yang bersama-sama meningkatkan kualitas hasil produksi kentang varietas Chitra, khususnya di Lombok Timur,” ujar Hadi Fathurrahman, Asisten Bisnis I Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Timur, Sahri, mengungkapkan bahwa para petani di Sembalun sudah sangat berpengalaman dengan penanaman hortikultura.

 

“Sejarahnya, petani di Sembalun ini paling sukses. Awalnya, banyak impor bibit kentang dengan harga cukup mahal, dan produksi belum memuaskan. Namun, sekarang petani kentang terlihat bersemangat dan senang karena produksi kentang industri varietas lokal Chitra meningkat berkat sinergi dari berbagai pihak,” ucap Sahri.

 

Melihat hasil panen kentang industri varietas Chitra sebesar 27 ton per hektar, Koordinator Sayuran Umbi Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Subardi, menyatakan kekagumannya. Ia berharap Lombok Timur bisa menjadi contoh bagi daerah lain, dan pihaknya akan terus bergerak.

 

“Terima kasih atas dukungan semua pihak, khususnya para petani, sehingga kegiatan ini bisa berjalan lancar. Semoga ke depan bisa lebih baik dan berkembang dalam inovasinya,” tutur Subardi.

 

Kentang yang dihasilkan akan dijadikan bahan baku keripik (chips) yang diproduksi oleh perusahaan pengolahan kentang seperti PT. Indofood Fortuna Makmur dan PT. Calbee Wings Food.

 

“Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi sehingga hasil panen kentang bisa mencapai 27 ton per hektar. Kami dari Calbee Wings Food selalu mendukung kentang lokal. Kami sangat senang bahwa petani di sini bisa memproduksi dengan bibit lokal, yaitu Chitra. Sebagai Off Taker, kami berharap nantinya ke depan bisa mendapatkan hasil dari Lombok Timur sekitar 300 hingga 1000 ton. Keberhasilan budidaya kentang industri lokal sangat dipengaruhi oleh kualitas bibit, keseriusan petani dalam menanam, serta ketersediaan lahan. Di Sembalun, kami melihat dukungan dari pemerintah daerah sangat baik,” ujar perwakilan dari PT Calbee Wings Food, Yulius.

 

Pupuk untuk penanaman kentang industri ini mendapatkan dukungan dari PT Pupuk Indonesia Holding Company, khususnya PT Petrokimia Gresik.

 

“Sembalun khususnya, atau Nusa Tenggara Barat pada umumnya, merupakan titik yang bisa menjadi percontohan nasional. Produsen pupuk tidak bisa bergerak secara aktif tanpa dukungan dari para stakeholder terkait. Kami sangat berterima kasih karena didukung oleh petani, terutama Pak Aziz sebagai champion yang luar biasa, dari Calbee Wings Food sebagai Off Taker yang siap menyerap produk kentang sesuai kriteria yang dibutuhkan, serta pemerintah daerah yang sangat mendukung. Tentunya hal ini membawa kesejahteraan kepada semua pihak yang terlibat dalam kerja sama ini,” ungkap Eko Suroso, Senior Vice President Mitra Bisnis PT Petrokimia Gresik.

 

Penyuluh swadaya nasional yang juga hadir dalam kegiatan panen tersebut, Pending Dadih Permana, mengakui bahwa pengembangan kentang industri di Indonesia memang belum banyak dilakukan. Yang dikenal masyarakat adalah budidaya kentang sayur. Hilirisasi produk hortikultura, salah satunya kentang, sudah banyak dilakukan oleh perusahaan besar, tetapi pasokan bahan bakunya selama ini masih tergantung pada impor.

 

“Alhamdulillah, sejak tahun lalu Ditjen Hortikultura memprakarsai dukungan untuk pengembangan perbenihan kentang industri di Sembalun dan Magelang. Tentunya, sebagai penyuluh swadaya yang selalu mendampingi teman-teman petani, saya berusaha menjembatani antara petani sebagai pembudidaya dan mereka sebagai pengusaha. Jangan hanya mengidentifikasi diri sebagai pembudidaya yang setelah panen selesai begitu saja. Setelah panen, seringkali kebingungan pasarnya ke mana. Bersyukur pemerintah daerah mendukung, off-taker kentang industri juga ada, Ditjen Hortikultura dan PT Clarexindo Makmur Sejahtera dalam penyediaan bibit juga mendukung. Petani jangan ragu untuk berbudidaya kentang industri,” tegasnya.

 

Ketersediaan lahan sangat penting untuk keberlanjutan budidaya kentang industri.

 

“Harapan kami adalah pemerintah mendukung dengan menyediakan lahan. Supaya kualitas bibit terjamin, proses multiplikasi harus dikerjakan dengan mekanisasi. PT Clarexindo Makmur Sejahtera berkomitmen menggunakan benih lokal untuk memudahkan proses pemeliharaan, kontrol, dan pengawasannya,” harap Tommy, perwakilan PT Clarexindo Makmur Sejahtera.

 

(win)

DINAS-PETERNAKAN-DAN-KESEHATAM