DP3AKB Lombok Timur Hadirkan Program Dapur Sehat, Tekan Penurunan Stunting 14 Persen
RNN.com – Lombok Timur NTB - Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok
Timur (Lotim) terus berupaya menurunkan angka stunting hingga mencapai target
14 persen.
Untuk
mencapai tujuan tersebut, DP3AKB berencana meluncurkan program Dapur Sehat
(Dashat) dan memberikan pelatihan kepada para kader yang bertugas di
masing-masing Kampung KB.
"Hari
ini kita melakukan orientasi pengelola Dashat di Kampung KB. Karena kita akan
mulai melaksanakan dapur sehat untuk mengatasi stunting di kampung KB,"
ujar Pj Kabid Pengendalian Penduduk dan Penggerakan Masyarakat DP3AKB Lotim, L
Muhammad Anwar, di Rupatama II Kantor Bupati Lotim, Senin (27/05/2024).
Diharapkan,
hadirnya program Dashat bisa menekan risiko stunting di tingkat keluarga dengan
memberikan pemahaman tentang pengelolaan makanan yang akan dikonsumsi.
Sehingga
program Dashat dapat memberikan manfaat luas, terutama bagi keluarga rentan,
ibu hamil, balita, dan ibu menyusui.
Anwar
menilai bahwa pola konsumsi yang salah dapat mengakibatkan anak mengalami
stunting.
Selama ini,
katanya, pola konsumsi makanan yang diterapkan oleh keluarga berisiko stunting
cenderung mengandalkan makanan yang tidak bergizi seimbang dan tidak memilih
bahan makanan yang sehat dan bergizi.
"Nanti
kader-kader kita ini akan mengajarkan masyarakat, terutama keluarga berisiko
stunting, bagaimana cara mengolah makanan yang ada di sekitar untuk bisa
mendapatkan gizi seimbang," ujarnya.
Melalui
pendampingan para kader pengelola Dashat, masyarakat diharapkan bisa lebih
kreatif dalam membuat makanan. Dari makanan yang sebelumnya tidak disukai anak
menjadi disukai dan kaya akan gizi.
Disebutkan,
jumlah keluarga berisiko stunting dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terus
mengalami penurunan di Lombok Timur.
Pada tahun
2021, jumlah keluarga berisiko stunting sebanyak 152 ribu. Sedangkan pada tahun
2022 turun menjadi 96 ribu dan pada tahun 2023 menjadi 79 ribu.
"Keluarga
risiko stunting memiliki risiko melahirkan anak-anak yang mengalami stunting.
Oleh karena itu, kita harus menangani keluarga risiko stunting ini,"
ujarnya.
Kepala Dinas
DP3AKB Lotim, H Ahmat, menjelaskan bahwa keluarga risiko stunting dibagi
menjadi beberapa kelompok.
Kelompok
prioritas keluarga stunting adalah ibu hamil, dengan jumlah ibu hamil di
keluarga berisiko stunting tercatat sebanyak 9.000 orang. Prioritas selanjutnya
adalah batuta dengan jumlah 27.063 anak.
"Jika
ibu hamil dan batuta yang menjadi prioritas kita dapat diatasi, Insya Allah,
kasus stunting di Lotim akan terus menurun. Saat ini ada 79 ribu keluarga
risiko stunting yang terus dikontrol oleh tim pendamping keluarga kami," ungkapnya.
Sebagai
informasi tambahan, semua desa di Lotim telah memiliki Kampung KB. Namun, tidak
semua desa memiliki Dapur Sehat. Dari 254 desa di Lotim, baru 102 desa yang
sudah memiliki Dashat.
(win)