Akibat Kurang Perhatian Dari Pemda Lombok Timur, Ratusan Guru Honorer Turun Aksi
RNN.com – Lombok Timur NTB - Ratusan guru Honorer melakukan
demonstrasi massal di depan Kantor Bupati Lombok Timur pada Senin (01/04/2024),
dengan sebagian dari mereka bahkan bermalam di lokasi tersebut sebagai bentuk
protes.
Ratusan guru honorer (Guru Tidak Tetap/GTT) berkumpul untuk
menuntut kejelasan terkait penerbitan perpanjangan Surat Keputusan (SK) dan
penambahan formasi calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) pada
tahun ini.
Pada tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Lombok Timur akan
mengangkat sebanyak 1.500 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Dari jumlah tersebut, 500 formasi akan diperuntukkan bagi tenaga kesehatan, 500
untuk tenaga pendidik atau guru, dan 500 lagi untuk tenaga teknis. Sementara
itu, saat ini terdapat lebih dari 2.173 guru honorer di Kabupaten Lombok Timur.
"Kita minta penambahan formasi hingga semua honorer
terserap, karena kita lihat seringnya peraturan berubah soal pengangkatan
honorer," ucap Ketua Forum Guru Honorer Kecamatan Keruak, Angkusnadiamin.
Pihaknya juga menekankan pentingnya pemberian Tunjangan Hari
Raya (THR) kepada tenaga honorer, sebagaimana yang telah dilakukan pada
tahun-tahun sebelumnya.
"Kita harapkan diberikan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Mungkin dinamakan bukan THR, tetapi diberikan saat Ramadhan sehingga diasumsikan THR seperti sebelumnya.
Itu sesuai dengan PP Nomor 14 Tahun 2034,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Lombok Timur, Hasni,
menyatakan bahwa jumlah formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK) yang akan diangkat tahun ini sebanyak 1.500, serta akan ada tambahan 100
formasi untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
“Kalau terkait SK, guru yang sudah masuk database sedang
disiapkan SK-nya,”ungkapnya.
Lanjut Hasni, terkait Tunjangan Hari Raya (THR), berdasarkan
pernyataan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri), tidak ada anggaran yang
dialokasikan khusus untuk honorer. Meskipun demikian, pihaknya berkomitmen
untuk mencari solusi agar honorer tetap mendapatkan tambahan honor seperti yang
diberikan pada tahun sebelumnya.
"Mendagri bilang tidak ada THR untuk honorer. Kalau
memang ada regulasinya, silakan tunjukan ke kami. Mungkin nanti kita cari
jalannya dengan mengganti nama ataupun yang lain," ucapnya.
Unjuk rasa tersebut berlangsung hingga Senin siang.
Perwakilan guru honorer melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Lombok
Timur. Sementara itu, ratusan honorer lainnya tetap menunggu di luar ruangan,
bahkan melakukan aksi teatrikal dengan tiduran di pintu masuk ruang rapat
sebagai bentuk protes.
(win)