Ketakutan di Tengah Banjir Warga Sumbawa Berhasil Selamat dengan Melompat ke Dahan Pohon
"Saya sudah berusaha lari, tapi sayangnya terlambat karena air sudah membanjiri rumah kami," kenangnya dengan nada sedih, ditemui di tempat pengungsian. Dalam kepanikan, ia berjuang menyelamatkan barang-barang berharga, termasuk KTP dan surat penting lainnya dari tas pinggangnya.
"Setelah berhasil mengambil tas yang berisi KTP, air sudah masuk ke dalam rumah. Rumah langsung hanyut, dan saya berusaha naik ke atap rumah," ungkapnya. Namun, nasib belum berpihak. Ketika ia mencapai atap, rumahnya hancur tersapu derasnya air banjir yang membawa batang pohon.
"Saat berada di atap, rumah saya hancur dan terbawa arus banjir yang sangat deras. Saya kemudian melompat ke rumah mertua saya yang juga ikut terbawa arus banjir," ceritanya.
Saat rumahnya melintas dekat dengan Gereja Baitani, teriakan warga meminta Sahdan melompat ke air. "Saya diminta untuk melompat ke air oleh warga, tapi saya panik karena arus sangat deras. Akhirnya, saya bertahan di atap dan terus terbawa banjir menuju laut," ujarnya.
Setelah rumahnya sampai di Kelurahan Lempeh, ia menemukan kesempatan untuk menyelamatkan diri. "Saat berada di Kelurahan Lempeh sebelum jembatan Transito, saya melompat ke arah pohon besar dan berhasil memegang salah satu dahan pohon. Alhamdulillah, saya bisa selamat dan naik ke daratan. Untunglah ada rumah mertua saya, saya bisa bertahan," tutup Sahdan.
Kini, Sahdan tinggal di pengungsian di Rumah Dinas Dandim1607/Sumbawa bersama belasan pengungsi lain yang juga kehilangan rumah akibat terbawa banjir. Kisah dramatis Sahdan menjadi gambaran nyata keberanian dan keteguhan hati di tengah bencana alam yang melanda.
(Aws)